Ide tentang bagaimana
agar manusia bisa terbang melayang di udara seperti burung adalah suatu
pemikiran yang fenomenal, apabila hal ini bisa diwujudkan maka hal akan
menjadi penemuan yang spektakuler dalam sejarah manusia. Selama ribuan
tahun, orang-orang mencoba bagaimana agar manusia bisa terbang dan
melawan gravitasi bumi. Abbas bin Firnas, seorang ilmuan muslim Spanyol
di abad IX, membuat rancangan sederhana, alat terbang tanpa mesin.
Salah satu ungkapan yang
membuat sebagian umat Islam merasa ciut dengan hegemoni Barat saat ini
adalah bahwasanya agama Islam tidak serasi dengan ilmu pengetahuan
modern atau syariat Islam itu menghambat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ungkapan-ungkapan seperti ini sering keluar dari para
orientalis Barat dan orang-orang yang terpengaruh pemikiran mereka.
Sedikit membawa angin
segar bagi saudara-saudara muslim, kami cuplikkan sejarah umat Islam
yang menunjukkan bahwa agama yang mulia ini sama sekali tidak
bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern. Tentu saja pembahasan kali
ini dari sudut pandang sejarah bukan sudut pandang ilmu syariat.
Salah satu contoh
sejarah yang menarik untuk diangkat adalah umat Islam pernah berupaya
menerbangkan manusia pada tahun 1600-an di Istanbul.
Percobaan Hezarafen Ahmed Çelebi
Percobaan ini ia lakukan
pada tahun 800-an di Cordoba. Peralatan sederhana ini ia desain dengan
bentuk dua sayap di sisi kanan dan kiri, dan keduanya dibungkus dengan
bulu-bulu burung. Alat ini berhasil membuat manusia terbang melayang di
udara, namun untuk mengontrol kecepatannya saat mendarat sangat sulit
dilakukan, sehingga bisa menimbulkan bahaya.
Kemudian di tahun 1630,
seorang ilmuan muslim lainnya yang bernama Hezarafen Ahmed Çelebi
mencoba kembali apa yang pernah dilakukan oleh Abbas bin Firnas.
Hezarafen membuat satu set sayap untuk terbang. Untuk menguji coba
penemuannya ini, ia berniat melompat dari menara Galata di Istanbul. Ia
pun benar-benar merealisasikan niatnya yang dinilai nekat oleh
orang-orang saat itu.
Di tengah kerumunan
orang, Hezarafen melompat dari menara Galata yang tingginya 66,9 m. Ia
berhasil dalam percobaanya ini, sayapnya membawanya terbang sejauh 12
mil, dari menara Galata melintasi selat Bosporus hingga mendarat dengan
selamat di lapangan Doğancılar. Dengan demikian Hezarafen menjadi orang
pertama yang terbang melintasi dua benua (selat Bosporus memisahkan
benua Asia dan Eropa). Ia pun mendapatkan penghargaan dari Sultan Murad
IV dengan sejumlah koin emas.
Terbang dengan Roket
Setelah Hezarafen Ahmed
Çelebi berhasil melakukan eksperimennya, terbang melayang di udara
melawan gravitasi, sang adik Laragi Hassan Çelebi terinspirasi dengan
pencapaian sang kakak. Ia berniat melakukan sesuatu yang lebih hebat
dari saudaranya itu. Tiga tahun kemudian, tahun 1633, Laragi
bereksperimen terbang dengan menggunakan roket. Berbeda dengan Hezarafen
yang mengandalkan tempat yang tinggi untuk terbang, sang adik akan
melawan gravitasi dari tempat dimana ia berpijak.
Ia membangun sebuah
roket dengan bahan bakar lebih dari 300 pon mesiu. Percobaan tersebut
dilakukan di tepi Selat Bosporus, dekat dengan kediaman sultan, Istana
Topkapi. Ada yang mengatakan upaya Laragi ini sebagai ucapan selamat
terhadap Sultan Murad yang baru saja mendapatkan seorang putri.
Setelah bubuk mesiu
dibakar, Laragi melesat ke udara dengan ketinggian 300 m dari tanah yang
ia pijak. Setelah mencapai titik tertingginya, bahan bakar yang ia
sediakan habis, kemudian ia membuka sayap atau mungkin serupa parasut
yang ia desain dan mendarat di Selat Bosporus. Atas pencapaiannya ini,
ia dihadiahi satu kantong koin emas oleh sultan.
Dari kisah singkat ini,
kita mengetahui bahwasanya Islam bukanlah penghambat pengetahuan dan
teknologi. Çelebi bersaudara telah membuktikan walaupun dalam ukuran
yang sangat sederhana dibanding dengan temuan di era modern ini. Namun
setidaknya mereka telah membuktikan bahwa Islam tidak menghalangi
manusia untuk maju, dan mereka juga membuktikan manusia bisa melawan
gravitasi, yang perlu dilakukan adalah inovasi-inovasi, dan
penyempurnaan dari temuan sebelumnya.
Sumber:
1001 Inventions: The Enduring Legacy of Muslim Civilization oleh Salim al-Hassani
Lost History oleh M. Morgan
Lostislamichistory.com
0 Response to "Manusia petama yang terbang"
Posting Komentar